
Jakarta, 2 Mei 2025 – 1 Mei 2025 menandai perjalanan 107 tahun Stasiun Manggarai sebagai salah satu pusat transportasi terpenting di Jakarta dan Indonesia. Sejak pertama kali beroperasi pada 1918, stasiun ini telah menjadi saksi bisu dari banyak peristiwa penting dalam sejarah perkeretaapian Indonesia. Dalam perjalanannya, Stasiun Manggarai tidak hanya melayani sebagai titik transit bagi jutaan penumpang, tetapi juga sebagai simbol dari transformasi besar yang terjadi di dunia transportasi dan mobilitas urban.
Stasiun Manggarai awalnya dibangun pada 1913 oleh Staatsspoorwegen (SS) di atas lahan yang kini menjadi salah satu kawasan pusat kota Jakarta. Dikenal dengan arsitektur khasnya yang menggabungkan elemen klasik dengan material yang kuat, seperti granit Bumiayu dan besi untuk kanopi, Stasiun Manggarai langsung menarik perhatian dengan desain yang fungsional namun elegan. Selama lebih dari satu abad, stasiun ini telah melalui berbagai perubahan dan perbaikan, dengan tujuan untuk terus meningkatkan kapasitas dan layanan, menyesuaikan diri dengan tuntutan mobilitas masyarakat yang terus berkembang.
Pada 3 Januari 1946, Stasiun Manggarai juga memainkan peran penting dalam sejarah nasional, ketika stasiun ini menjadi titik pemberangkatan Kereta Luar Biasa (KLB) yang membawa Presiden Soekarno dan pemerintah Indonesia ke Yogyakarta dalam rangka pemindahan ibu kota negara secara rahasia. Sejak saat itu, Stasiun Manggarai telah menjadi bagian integral dari perjalanan sejarah Indonesia, tak hanya sebagai tempat lalu lalang penumpang, tetapi juga sebagai saksi berbagai momen penting dalam perjalanan bangsa.
“Kami berkomitmen untuk terus menjaga warisan sejarah ini sambil mengadopsi inovasi yang diperlukan untuk menjawab tantangan mobilitas modern,” ujar Anne Purba, Vice President Public Relations KAI.
Menginjak usia 107 tahun, Stasiun Manggarai kini telah menjadi pusat integrasi transportasi yang menghubungkan berbagai jenis layanan kereta, mulai dari Commuter Line Jabodetabek, KA Bandara, hingga berbagai layanan antarmoda lainnya. Volume perjalanan dan penumpang yang terus meningkat menjadi bukti nyata bahwa stasiun ini semakin vital dalam mendukung kebutuhan transportasi masyarakat urban Jakarta dan sekitarnya. Pada 2025, diperkirakan sekitar 1.063 perjalanan kereta akan melintas di Stasiun Manggarai, mencerminkan pentingnya stasiun ini sebagai simpul utama perkeretaapian di Indonesia.
Tak hanya soal angka, Stasiun Manggarai juga menjadi salah satu contoh keberhasilan pengelolaan infrastruktur yang memadukan unsur sejarah dengan teknologi modern. Dalam proyek Stasiun Sentral Terpadu Manggarai yang sedang berlangsung, berbagai jalur layang dan bawah tanah (elevated and on-grid tracks) sedang dibangun untuk meningkatkan kapasitas dan efisiensi layanan. Proyek ini tidak hanya akan meningkatkan kapasitas penumpang, tetapi juga memungkinkan integrasi dengan moda transportasi lainnya, seperti TransJakarta dan layanan transportasi daring, yang akan mempermudah aksesibilitas bagi masyarakat urban.
“Kami ingin Stasiun Manggarai tidak hanya menjadi tempat transit, tetapi juga menjadi bagian dari pengalaman mobilitas yang mulus dan efisien bagi masyarakat,” ujar Anne.
Transformasi Stasiun Manggarai selama 107 tahun ini adalah sebuah perjalanan panjang yang tak hanya melibatkan perubahan fisik bangunan, tetapi juga mencerminkan evolusi cara kita berpikir tentang transportasi dan mobilitas di kota besar seperti Jakarta. Sebagai bagian dari sistem transportasi modern, Stasiun Manggarai terus bergerak maju, siap menghadapi tantangan baru di masa depan. (Redaksi)